Kamis, 13 Januari 2011

KETIKA KUDA JADI MESIN BALAP



         Pagi - pagi Satria Queen (seekor kuda) sudah bangun dan berlatih bersama pelatihnya. Kuda umur dua tahun itu bersiap latihan untuk terjun perdana di kejuaraan seminggu mendatang. Bak mesin balap, ia dilatih dipacu hingga keceptan tak terduga. Tak gentar walaupun itu pertama kalinya ia harus berpacu untuk jadi yang nomor satu.
         Minggu depan akan tiba kejuaraan Sri Sultan Hamengkubowono cup 2010. Kejuaran tersebut diikuti hingga lebih dari 150 kuda. Semuanya merupakan kuda berlabel terbaik yang akan saling beradu kecepatan satu dengan lainnya.
         Salah satunya adalah Satria Queen kuda milik Dwi Pandu ini baru sekali turun dalam kejuaraan pacuan kuda. Kuda betina berwarna merah akan turun di kelas Pemula perdana C/D 800 M. “ Saya sudah persiapkan matang –  matang karena Satria merupakan kuda pemula yang potensial dari keturunan kuda juara” sahut sang pemiliknya. Karena ini akan jadi pertarungannya yang pertama sang pemilik juga memfasilitasi sang kuda bagai raja. Belain layaknya anak sendiri ditambah kandang tempat istirahatnya berkipas agar sang kuda tak merasa gerah.
         Kurang dari sehari Satria Queen di istirahatkan total. Beberapaha hari ini berlatih keras, berlari terengah – engah ditunggangi sang joki untuk mempercepat langkah kaki berlari. Sudah saatnya Satria masuk kandang VIPnya dan bersiap mengikuti pertandingan esok pagi. Sembari sang kuda istirahat, pemilik kuda memberikan vitamin supaya Satria Queen fit untuk berlari. “ya kuda juga suka jamu supaya badannya enak dan segar” terang Dwi Pandu.
         Pagi mulai datang, Semua sudah bersiap di pacuan untuk jalannya perlombaan. Satria tinggal menunggu gilirannya. Suara speker besar terdengar sejumlah kuda di panggil termasuk Satria Queen untuk di bawa masuk arena menanti sang joki yang akan menungganginya. Dengan mengenakan no gate 5 diperutnya Satria Queen berjalan tenang didampingi pelatihnya. Sang Joki bernama Fredy Sorongan datang, ia adalah sang penunggang Satria Queen.
         Sementara Dwi Pandu duduk berharap – harap cemas di tribun khusus para pemilik kuda. “saya selalu berdebar jika saat seperti ini” Kata Dwi dengan suara sayu. Duduk dengan menggenggam teropong ditangan untuk memantau sang kuda berlari. Inilah waktu yang ditunggu – tunggu, apakah sang kuda bisa berlari kencan atau sebaliknya ditinggalkan sang lawan dibelakang.
         Beberapa putaran di stall master untuk menyesuaikan urutan nomer pelana. Semua kuda dilepas menuju start gate, 12 kuda berjalan sesuai nomer pelana dengan berlari kecil. Satu persatu kuda dimasukan kedalam start gate bersama para joki. Didalam gate semua menjadi tegang, Satria Queen bergetar hebat seakan dia ingin keluar dan berlari menuju garis finis. Sang joki harus bersiap untuk menunggangi jika pintu terbuka nanti.
         Semua persiapan sudah siap, Starter atau pelepas kuda mulai menempelkan tangannya ke tuas pembuka untuk membuka pintu Gate. Dengan aba – aba “siap” semua kuda dilepas. Sontak ketika sang kuda berlari penonton dan para pemilik kuda berdiri termasuk Dwi Pandu. Satria Queen berlari bagai mesin balap yang dipacu, sementara sang joki mengarakan jalan untuk mencari line yang tepat. Seratus meter pertama Satria masih tercecer di posisi ke lima untuk merasakn debut pertamanya dalam kejuaran. Terus dan terus berlari sampai joki mencambuk pinggulnya pertanda untuk menambah kecepatan. Semakin cepat dengan melewati empat kuda di depannya, dan masuk garis finish di posisi ke dua.
         Sang joki melambai pada sang pemiliknya bahwa ia sukses membawa Satria masuk tiga besar. Senyum terang terlihat dari Dwi Pandu melihat kudanya berlari bak mesin yang panas di akhir menjelang finish. Dwi Pandu langsung turun untuk menemui sang joki mengucapkan selamat. Sementara Satria Queen berjalan santai untuk peregangan sembari menghela nafas yang terengah – engah.
         Semua pemilik kuda dipanggil untuk menerima piala dan penghargaan. “anak pintar”  kata Dwi Pandu sembari mengelus kepala Satria Queen. Sebuah piala diserahkan dan suatu kebanggaan bisa mengangkat trofi di kejuaraan seperti ini. Dwi Pandu juga menambahkan “ walaupun hanya berada di urutan ke-dua tetapi saya senang dengan kinerja tim saya sehingga bisa bermain dengan baik”.
         “Seekor kuda pemula juga belum semaksimal yang sudah sering bertanding. Tak hanya kuda bahkan semua jika memulai suatu kegiatan pertama kali pasti ada nerfousnya” sahut sang joki penunggang Satria Queen.
         Satria Queen merupakan kuda yang masih muda, tulang dan ototnya belum sekuat kuda dewasa. Napas juga masih pendek. Banyak terjadi kuda muda yang dipaksakan ikut lomba mengalami cidera otot punggung, bahu dan kaki, bahkan lepas persendian dsb. Langkah kuda muda juga belum stabil kadang berganti langkah di tikungan yang berakibat kuda terjatuh.
         Tetapi dengan pelatihan yang diberikan secara benar Satria Queen bisa memperoleh hasil maksimal. Dan kini saatnya ia pulang dan beristirahat. Perjuangan hidup mati sekaligus melelahkan sudah ia jalani. Menjadi mesin balap ketika di pacuan sungguh kuda pemula yang benar – benar potensial. Dan sekarang waktunya ia merayakan kemenagannya dan bersantai kembali menunggu kejuaraan yang akan datang mendatang.

Agung Ari
153070112 / Feature
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar