Jumat, 14 Januari 2011

Kolik, Ancaman Serius Bagi Kuda!

Salah seekor kuda sedang berlatih untuk menjaga stamina.
Kolik merupakan salah satu penyakit yang paling berbahaya pada kuda dan merupakan masaalah yang memakan banyak biaya. Kolik bukan merupakan penyakit tetapi merupakan sebuah kombinasi yang meperingatkan kita akan rasa sakit pada perut kuda. Kolik merupakan sindrom nyeri yang disebabkan penyakit atau gangguan pada alat pencernaan di dalam rongga perut termasuk peritoneum yang dapat bersifat sub akut atau akut dan ditandai adanya depresi, dimana kolik demikian umumnya disebut sebagai ”kolik sejati”. Sedangkan ”kolik palsu” merupakan kolik yang disebabkan kenyerian pada organ selain alat pencernaan dalam tubuh.
Berdasarkan penyebabnya kolik dikelompokan menjadi kolik spasmodik, kolik impaksi, kolik gas, torsio atau volvulus, enteritis, pembengkakan lambung/ruptur/ulcer. Kolik yang frekuensi kejadiannya paling tinggi adalah kolik akibat latihan dan masalah pada gigi
Sebagai reksi dari rasa sakit ini kuda biasanaya menunjukan gejala
  • Mengais-ngais tanah
  • Berkeringat
  • Sering sekali melihat daerah sekitar perutnya
  • Gelisah
  • Nafsu makan menurun
  • Menghentak-hentakan kakinya
  • Berbaring
Apabila penyebabnya tidak dihilangkan, maka kuda akan merasa lebih kesakitan dan akibanya kuda akan
  • Mengais-ngais tanah dengan lebih kasar
  • Perut tampak mengembung
  • Ototnya mengalami tremor
  • Pada kuda jantan, akan berbaring dan merelaksasikan penisnya namun tidak urinasi
  • Berkeringat yang sangat banyak
  • Berbaring dan jarang bangun
  • Berguling atau berbaring dengan punggungnya
  • Duduk dengan menggunakan pangkal pahanya, mirip seperrti gaya anjing yang duduk
  • Pernafasan yang meningkat
  • Denyut jantung meningkat

Banyak hal yang dapat menyababkan kolik sehingga sangat penting untuk mengetahui secara tepat tipe serta penyebab dari kolik tersebut untuk dapat menetukan prognosis dan melakukan terapi.
Ada beberapa macam kolik yang kita ketahui yaitu :
  1. Kolik Konstipasi (Impaksio kolon). Kolik konstipasi menduduki tempat tertinggi. Kebanyakan kasus terjadi karena kurang bermutunya kualitas pakan, kurangnya jumlah air yang diminum, kelelahan setelah pengangkutan, keadaan gigi yang kurang baik sehingga pakan tidak dapat dikunyah dengan sempurna, setelah operasi, setelah pengobatan cacaing, dan pada anak kuda yang baru dilahirkan karena retensi mukoneum. Pada kolik bentuk ini kebanyakan dijumpai timbunan makan atau benda-benda lain dalam flexura pelvina.
  2. Kolik spasmodic. Kolik ini disertai dengan rasa mulas yang biasanya berlangsung tidak lama, akan tetapi terjadi secara berulang kali. Rasa mulas ditimbulkan oleh kenaikan peristaltik usus dan spasmus sehingga menyebabkan tergencetnya syaraf. Kenaikan peristaltik ini menyebabkan diare.
  3. Kolik timpani (Flatulent Colic). Kolik timpani ditandai dengan tertimbunnya gas yang berlebihan pada kolon dan sekum. Pembebasan gas yang tertimbun terhalang oleh perubahan lain dari saluran pencernaan
  4. Kolik sumbatan. Ditandai dengan adanya ingesta yang terhalang di usus oleh adanya batu usus atau bangunan-banguan bola serat kasar. Kolik ini juga ditandai dengan adanya rasa sakit yang berlangsung secara progresif, penurunan kondisi dan gejala autointoksikasi. Pada kasus ini jika kita melakukan eksplorasi perektal maka akan  dijumpai rektum yang kosong sedang timbunaan masa tinja terdapat di fleksura. Tonus otot rumen juga ditemukan menurun, dan anus juga sering terlihat terbuka karena kendornya spincter anus. Tinja tidak dapat dipalpasikan sampai ke rectum, sehingga waktu dipalpasikan rectum terasa kosong. Gejala dehidrasi terlihat jelas pada proses yang berlansung beberapa hari. Kelemahan penderita disebabkan oleh autotoksikasi sehingga terlihat lesu. Penderita biasanya malas berbaring.
  5. Kolik lambung. Kolik ini terjadi akibat meningkatnya volume lambung yang berlebihan. Kolik ditandai dengan ketidaktenangan, anoreksia total, rasa sakit yang terjadi mendadak atau sedikit demi sedikit dan muntah. Dalam keadaan lanjut kelesuan dan shock akan terlihat dominan.
  6. Kolik trombo–Emboli. Kolik ini terjadi akibat gangguan aliran darah kedalam suatu segmen usus, sebagai akibat terbentukanya simpul-simpul arteri oleh migrasi larva cacing Strongylus vulgaris. Terbendungnya salurn darah oleh thrombus dan embolus mengakibatkan terjadinya kolik spasmodic yang rekuren, sedangkan atoni segmen usus mengakibatkan terjadinya kolik konstipasi.
                                                   Arya Dwi Prasetya (153070126) Indepht Reporting

Tidak ada komentar:

Posting Komentar